Dilema LDR (Long Distance Relationship)


1 komentar

Waktu emang gak kerasa, bayangkan aja 6 bulan itu terasa singkat banget. Perasaan baru aja aku PDKT ke dia, awalnya sih sempet mikir buat gak mau pacaran dulu. Soalnya kan ntar aku juga akan kuliah di luar Balikpapan, takutnya bakal putus diakhir sebelum aku pergi kuliah. Tapi aku udah terlanjur kepincut eh sama dia, beragam cara aku lakuin untuk ngeyakinin perasaanku ke-dia. Dan itu berhasil meyakinkannya yang masih ragu-ragu untuk menerima diriku, *hal ini diakuinya setelah beberapa minggu jadian*. Setelah berbulan-bulan kita lewati dengan tempo lambat dan cepat, yang penuh canda, tangis dan tawa. Yang di awal masih jaim-jaim gitu dan sekarang udah banyak progress yang terjadi. Kita sudah banyak saling mengerti satu sama lain, sudah gak jaim-jaiman dalam melepaskan kata-kata yang lumrah diucapkan sepasang kekasih. Segini aja sekilas tentang aku dan dia, aku lebih condong untuk berbicara tentang LDR ( Long Distance Relationship).

Gak semua pasangan bakal bisa ngejalanin hubungan jarak jauh dan inilah yang sebentar lagi akan ku alami. Bagi orang yang belum pernah ngelakuin LDR seperti diriku ini, pasti bakal ngerasa sulit sebelum mencobanya. Tapi ya balik ke pribadi masing-masing individu dan pasangannya. Bagi kita ini merupakan tantangan yang baru, karena kita sama-sama belum pernah menjalani LDR. Teman-temannya banyak yang menganggap remeh hubungnku ini, banyak yang memprediksikan bakalan cepat work out. Kadang emang bisa nge-buat aku down, tapi dia lagi-lagi mood-booster yang ampuh; selalu ngasih spirit dan support. Selain itu yang merasakan dan menjalani kan aku sama dia; jadi kita udah tau pribadi pasangan kita masing-masing. Suatu hubungan butuh ikatan komitmen yang kuat diantara kita, karena LDR kuanggap gak bakal mudah dijalani.

Banyak godaan yang bisa buat kita penuh rasa curiga, tapi menurutku curiga itu dialirkan aja ke hal positif, kita curiga kan karena gak mau kehilangan pasangan kita. Dan itu butuh komunikasi dan keterbukaan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, aku dianggap sebagai orang yang rendah hati dan sabar, emang sih begitu, soalnya aku takut banget kehilangan dia. Kita emang harus nurunin ego dan rasa gengsi kita, ini salah satu bentuk pengorbanan demi pasangan kita.

tetep bersatu

Secara tidak langsung, LDR ini akan mengajarkan kita selangkah lebih maju untuk menjadi lebih dewasa (dewasa dalam berpikir dan bertindak), menghargai waktu yang kita punya dan dihargai banget oleh pasangan kita. Belakangan ini kita sering banget membicarakan planning-plannig kita di masa depan dengan harapan dapat tercapai nantinya; daripada berantem kan mending diisi hal2 positif. Aku harus bisa menjalani LDR, karena dibalik itu semua bakal ada hal yang tak ternilai nantinya yang bakal kita dapatkan. Karena pepatah mengatakan, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Satu hal yang bakal buat aku senang dan bangga menjalani LDR, setelah berbulan-bulan gak bertemu kita bakal makin sayang dan gak pernah mau untuk kehilangannya. Dan semua pendapat-pendapat buruk mengenai LDR itu salah, harus dibuktikan dulu baru berpendapat. Don't judge a book by its cover! hidup ini penuh tantangan dan jangan pernah takut untuk mencobanya. Karena kalo emang kita bener2 sayang dan cinta banget sama pasangan kita, gak bakal deh ada hal-hal negatif yang mendatangi kita dan LDR ini pasti akan berhasil.

1 Response to "Dilema LDR (Long Distance Relationship)"

  1. jangan memandang LDR dengan asumsi bahwa pacaran jarak jauh akan dapat menimbulkan mudah untuk putus, namun disinilah kesetiaan dan kepercayaan kita terhadap pasangan bener2 diuji,Sebab apabila kita sudah komitmen dan menjalani sungguh2 terhadap pasangan kita, tentunya bukan hanya tanggung jawab janji kita terhadap pasangan, namun juga tanggung jawab kita thd tuhan akan janji yang diucapkan, Beri kepercayaan thd pasangan kita dan ruang gerak untuknya juga jaga selalu pikiran kita dari negative thinkin'

Posting Komentar

Designed by TheBookish Themes
Converted into Blogger Templates by Theme Craft